Berpikir Beberapa Langkah ke Depan: Menguasai "Second-Order Thinking"
Ini adalah kemampuan untuk memikirkan efek domino dari sebuah keputusan. Mari kita lanjutkan contoh tadi:
- Keputusan: Makan kue.
- Pemikiran Tingkat Pertama: Rasanya akan enak dan saya akan merasa puas sekarang.
- Pemikiran Tingkat Kedua: "Dan kemudian apa?" Gula darah saya akan melonjak lalu anjlok, membuat saya lesu. Jika saya melakukannya setiap hari, berat badan saya akan bertambah dan kesehatan saya menurun.
Pemikir hebat seperti investor Howard Marks menganggap pemikiran tingkat kedua sebagai ciri khas dari pemikir yang superior. Sementara pemikir tingkat pertama mencari solusi sederhana, pemikir tingkat kedua melihat interaksi yang kompleks. Mereka memahami bahwa solusi yang mudah seringkali memiliki masalah jangka panjang yang tersembunyi.
Menerapkan pemikiran tingkat kedua akan secara dramatis meningkatkan kualitas keputusan Anda di semua area kehidupan:
- Karier: "Saya akan mengambil pekerjaan dengan gaji lebih tinggi." (Tingkat 1). "Dan kemudian apa? Jam kerjanya lebih panjang, tingkat stresnya lebih tinggi, dan saya akan punya lebih sedikit waktu untuk belajar skill baru yang penting untuk karier jangka panjang saya." (Tingkat 2).
- Produktivitas: "Saya akan menunda tugas sulit ini dan mengerjakan yang mudah dulu." (Tingkat 1). "Dan kemudian apa? Saya akan menghabiskan sepanjang hari dengan beban tugas itu di pikiran saya, dan mengerjakannya nanti saat energi saya sudah habis akan menghasilkan kualitas yang lebih buruk." (Tingkat 2).
Melatih pemikiran tingkat kedua membutuhkan usaha sadar. Sebelum membuat keputusan penting, berhentilah sejenak. Ambil secarik kertas dan buat dua kolom. Di kolom pertama, tulis konsekuensi langsung dari keputusan tersebut. Di kolom kedua, tuliskan kemungkinan konsekuensi dari konsekuensi pertama tersebut. Proses ini memaksa Anda untuk melambat dan mempertimbangkan efek riak dari tindakan Anda, membantu Anda menghindari penyesalan di kemudian hari.
Think From The End: Puncak Kecerdasan Sejati
أَكْيَسُ النَّاسِ أَكْثَرُهُمْ ذِكْرًا لِلْمَوْتِ“Orang yang paling cerdas adalah yang paling banyak mengingat kematian.”
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَArtinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."

Komentar
Posting Komentar